[Family for Dummies] Lebih mengerti dia dengan 5 Bahasa Kasih (Love Language for Couple)

Halo semuanya, ketemu lagi akhirnya lewat tulisan ini. Terakhir nulis wakktu masih single, dan sekarang sudah berkeluarga….dan dalam waktu dekat akan bertambah 1 personil unik lagi untuk keluarga baru kami. It’s a miracle from God found somebody living inside of my wife’s womb.

Balik sejenak, waktu menjelang momen pernikahan saya dan pasangan dibekali banyak hal untuk pernikahan kami kelak, mulai dari buku-buku mengenai keluarga, saran-saran aplikatif dari kerabat atau teman kami yang sudah senior dalam kehidupan berkeluarga, bahkan sampai kelas persiapan pernikahan yang diadakan oleh Gereja (karena kami berdua beragama Khatolik) yang materinya cukup banyak mulai dari : mengenal diri sendiri dan pasangan, manage hubungan dengan pasangan, manage hubungan keluarga dengan Tuhan, manage keuangan, bahkan hingga diberikan wawasan mengenai proses prokreasi dan keluarga berencana. Dalam hati saya berkata, “Kehidupan berkeluarga ini benar-benar jauh berbeda dari kehidupan single yang selama ini dijalani”.

Singkat cerita, dalam proses persiapan pernikahan itu kami sempat mendapatkan sharing mengenai 5 Bahasa Kasih…dan saya sampai sekarang merasa tergugah untuk mempelajari hal tersebut. Dasar manusia memang unik, cara untuk menyampaikan “cinta” kita ke orang lain ternyata memang berbeda-beda. Ibarat pasangan kita adalah mahkuk dari planet lain, ya kita harus “berbicara” dengan bahasa planet lain tersebut. Mungkin dari kita juga pernah merasakan kalau pasangan kita mungkin berasal dari Planet Krypton “kok dia ga ngerti aku ya?” atau malah sebaliknya “Aku tuh sudah usaha mencintai dia, tapi kok dianya ga ngeh terus ya?”….ya mungkin saja selama ini kita keliru berbahasa kasih kepada pasangan.

Apa saja 5 bahasa kasih itu? Yuk kita mengenal bahasa kasih kita sendiri dan pasangan kita.

Mungkin langsung saya kasih contoh konkrit saja ya supaya lebih tergambar untuk contohnya dari kehidupan sehari-hari. Dan ini bukan hanya untuk mengenal bahasa kasih pasangan saja, tapi mengenal bahasa kasih kita sendiri.

  1.Kata Cinta (Words Of Affirmation)

    Bahasa kasih ini adalah bahasa kasih yang paling verbal a.k.a BUTUH DIUNGKAPKAN dari kata-kata tentunya berasal dari hati yang paling dalam. Ya kata “aku cinta kamu” dan turunannya serta pujian atau pengakuan dari kepada pasangan akan sangat ampuh untuk meluluhkan hatinya.

  2. Waktu Berkualitas

     Nah, yang ini……cukup kamu mengalokasikan waktumu, menghadirkan dirimu dan perhatianmu seutuhnya bersamanya (yak….jiwa raga, jangan raganya doang…apalagi jiwanya aja kan serem…). Menghabiskan waktu bersamamu adalah hal yang paling dia hargai dan dia perlukan. Bisa dengan liburan bareng, belanja ke pasar bareng, atau sesederhana makan bareng, pokoknya BARENGGGGG!

Kalau dia kasih kode “kamu pulang rumah malem mulu nih belakangan ini”, segeralah manage waktu dari aktivitasmu supaya bisa punya waktu dengan dia.

  3. Menerima Hadiah (Receiving Gifts)

        Ini bahasa kasih yang butuh bentuk fisiknya secara nyata, kalau kata orang ekonomi “PALING TANGIBLE”. Dia menghargai pemberianmu, “apapun itu” (artikan sendiri yaaa). Makin berarti dan penuh makna emosional, makin dianggap kamu adalah pasangan yang  pengertian. Jangan lupa kasih kado saat hari-hari penting seperti ulang tahun, wedding anniversary, saat momen2 penting buat dirinya, bahkan saat tidak ada hari spesial apapun (they will love THE SURPRISE you give).

       Yakk, ini bahasa kasih istri saya, dan bahasa kasih saya yang paling terbelakang. Ini kisah nyata! hehehe. Istri saya kerapkali mengungkapkan perasaan cinta dan perhatiannya dengan memberikan saya sesuatu kadang cokelat dengan tulisan penyemangat, hadiah ultah yang dihias dengan cukup njelimet (penuh perhatian)dan apapun yang sifatnya tangible sekali lagi. Ya tapinya di saya, bukan bermaksud tidak menghargai pemberian dan usahanya, gambarannya mungkin kalau pakai skala likert dari 1-5 setiap kali dapat gift dari dia, skala kesenangan saya di angka 2-3 (cenderung biasa saja). Kok bisa? Karena memang itu bukan bahasa kasih yang saya punya. Saya lebih cenderung merasa dicintai dengan : Kata-kata cinta (words of affirmation) dan waktu bersama (quality time).

Jadi biar “ngepas” kita mesti belajar bahasa kasih kita sendiri dan pasangan. Yuk kita lanjut ke bahasa kasih selanjutnya.

  4. Melayani (Acts of Service)

Kalau yang ini semuanya adalah bentuk “tindakan untuk meringankan beban  atau membantu pasangan”. Segala yang dibutuhkan adalah tindakan nyata. Contoh konkrit, kalau saya mau dinas ke luar kota, saya happy banget kalau Istri saya tiba-tiba membantu saya packing; Atau pas lagi sampai rumah lagi lapar-laparnya, tiba-tiba masuk rumah sudah ada hidangan makanan untuk santap bersama, atau contoh menggantikan saya mengendarai mobil saat melakukan perjalanan panjang.

Sebaliknya juga sama, bahasa kasih saya ke dia juga dengan melayani : beli bahan makanan di pasar, masak, angkat galon, masukin galon ke dispenser, atau tindakan apapun untuk meringankan bebannya…. Singkatnya i’ll do anything to support you.

  5. Sentuhan Fisik (Physical Touch)

Orang dengan bahasa kasih ini jangan sampai JABLAY (maaf kalau kasar, maksudnya jangan sampai si pasangan merasa “disentuh” oleh kamu). Orang dengan bahasa kasih ini seneng banget kalau dipeluk, dicium, dipijat, dibelai, di sentuh manja, dan tidak perlu semuanya berbau sensual ya.

Meskipun bukan bahasa kasih utama saya dan pasangan, tapi kami tetap menjadikan bahasa kasih sentuhan fisik sebagai habit untuk menjaga keintiman kami yang lain, istilahnya tidak ada salahnya melakukan lebih.  Contoh setiap kali pamit untuk berangkat kerja, saya cipika cipiki dulu. Asik lagi hehehe.

Buat kamu yang penasaran mau tahu lebih lanjut, ada testnya supaya bisa mengenal bahasa kasihmu dan bahasa kasih pasangan. Silahkan dicoba.

Dan ada juga bukunya dijual di toko buku – ditulis oleh Gary Chapman.

Sekian sharing dari saya, semoga bisa jadi berkat buat yang membaca. Selamat memahami bahasa kasih kamu dan pasangan. Setelah memahami, saatnya mencoba dan melatihnya setiap hari.