Ketika putus asa mencabik masa depan negeriku
ketika aku hanya bisa berteriak kecewa
aku hanya keluar suara namun tanpa karya.
Aku hanya keluar suara tanpa membawa perubahan yang lebih
baik, tanpa perbaikan
Aku tidak bisa memilih untuk dilahirkan dimana,
dengan agama apa, dengan suka apa.
Aku ditakdirkan lahir di negeri ini.
yang katanya kaya, namun miskin.
yang katanya miskin, namun kaya.
Aku berangan-angan menjadi bagian dari kemajuan dan
kemashuran sebuah negeri.
Tapi aku lupa melihat satu hal.
Ada ratusan bahkan ribuan, bahkan jutaan tetesan darah
telah mengalir di negeri ini, demi negeri ini.
Aku tidak ingin menjadi penikmat, penonton, dan penumpang
di kemashuran negeri.
Aku juga ingin ambil bagian.
Bukan…bukan aku….bukan aku seorang.
Tapi aku….engkau….kita semua.
Apa yang menjadi kekuatanku, itulah yang akan aku beri bagi
negeri ini. Bagi bangsa ini.
Mari saudaraku sebangsa dan setanah air.
Aku membutuhkan engkau tuk bergerak bersamaku.
Indonesia butuh engkau.
Membuat perbaikan, menyongsong Indonesia yang lebih cerah.
Menjadikan Indonesia bersemayam di dalam hati. Tinggal dan
berakar di setiap nafas.
Indonesia…untukmu aku ada.